Kerasnya Hidup Di Ibu Kota Jakarta
Jakarta
Jakarta adalah nama ibu kota dari negara Indonesia dan Jakarta adalah tempat dimana manusia dari suku bangsa lainya bercampur dan menjad satu di sebuah Ibu Kota Jakarta untuk mengadu nasibnya.Banyak dari beberapa orang perantau atau penduduk asli orang Jakarta berkata bahwa di hidup di Jakarta itu keras karena dari segi ekonomi.Memang di Jakarta apapun ada karna di Jakarta adalah pusat dari negara Indonesia dan selain dari itu untuk mendapatkan pekerjaan di Jakarta cukup sulit karna mencari pekerjaan diJakarta harus mempunyai pendidikan yang tinggi dan akal pikiran yang cerdas.Tetapi salah satu yang terkadang menonjol dari kerasnya jakarta adalah kriminalitasnya.di bawah ini saya akan menjelaskan tentang kerasnya kriminalitas di Jakarta.
Kriminalitas di Jakarta
Kriminalitas di Jakarta sangatlah keras dan kriminalitas di Jakarta bisa terjadi dimana saja dan kapan saja asal dimana ada kelalaian dan kesempatan.Dan berikut adalah Penyebab-Penyebab kriminalitas di Jakarta:
Kemiskinan. Kemiskinan menjadi salah satu faktor seseorang bertindak kriminal. sedangkan di jakarta jumlah penduduk miskin mencapai 354,19 ribu orang atau 3,55 persen dari keseluruhan warga DKI Jakarta. Data tersebut bisa menjadi bukti bahwa kemiskinan merupakan salahsatu faktor pendorong seseorang melakukan tindakan kriminalitas.
Pengagguran. Pengangguran menjadi faktor utama seseorang melakukan tindak kriminal. Tingginya angka pengangguran di DKI Jakarta berbanding lurus dengan tingginya angka kriminalitas yang terjadi di DKI Jakarta. Tidak ada pekerjaan membuat sesorang sulit memenuhi kebutuhan hidupnya. Akhirnya dengan cara apapun seseorang berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan dengan cara yang melanggar hukum.
Jumlah penduduk yang tinggi. Di DKI Jakarata pertumbuhan penduduk sangat cepat, ditahun 2011 jumlah penduduk DKI Jakarta mencapai 10.187.595 jiwa. Hal ini membuat angka kriminalitas tetap tinggi karena jumlah penduduk yang banyak membaut pemerintah sulit mengontrol dan mengawasi warga DKI Jakarta. Dan letak ruang tata kota yang tidak teratur menambah kesulitan pemerintah.
Tidak tegasnya hukum. Tidak tegasnya hukaman terhadap para pelaku krminalitas membuat para pelaku kriminalitas di DKI Jakarta tidak jerah. Para pelaku kriminalits di DKI Jakarta seolah-olah kebal dengan hukum. Banyak dari pelaku kriminalitas yang mempunyai perlindungan dari oknum polisi.
Dampak Primer dan Sekunder:
Dampak Primer dari Kriminalitas
Dampak psikologis. Kebanyakan dari korban tindak krimnalitas menjadi trauma.Jjika khasus yang dialami korban cukup berat seperti pemerkosaan biasanya korban mengalami gangguan mental, bahkan tidak jarang korban perkosaan menjadi gila. Beberapa khasus perampokan mengakibatkan korban takut untuk kembali bermasyarakat, membuat korban mencurigai orang-orang disekitarnya (Sulistianingsih & Fachturohman, 2002).
Dampak fisik. Korban kriminal banyak yang mendapat kekerasan fisik, korban perampokan paling banyak mendapat luka fisik. contonya korban dibacok, ditembak, bahkan beberapa khasus korban sengaja dihilngkan nyawanya agar tidak bisa dilacak keberadaan. pelaku. Pelaku kriminalitas tidak segan-segan melukai korban agar bisa mendapatkan harta benda korban (Sulistianingsih & Fachturohman, 2002).
Dampak Sekunder dari Kriminalitas
Dampak terhadap masyarakat. Sekarang masyarakat menjadi lebih waspada terhadap sesuatu yang mencurigakan disekitarnya. Masayarakat kini seperti hidup didalam ketakutan, karena setiap hari selalu ada berita-berita yang mengabarkan tentang kriminalitas. Khususnya di DKI Jakarta, masyarakatnya menjadi semakin individualis karena tidak mempercaiayai lagi lingkunganya.
Komentar
Posting Komentar