Ketika Carlitos mudik ketempat segalanya bermula
Bulan Ramadhan tahun ini hanya tingal menyisakan beberapa hari saja. Seperti biasa, umat Muslim di Indonesia masih harus menunggu kapan tepatnya bulan penuh berkah ini berakhir. Penentuan ihwal 1 Syawal baru akan dibahas dalam Sidang Isbat di malam ke-29 nanti.
Ketidakjelasan ini tak menghalangi para pemudik untuk kembali ke kampung halamannya. Tiket kereta api sudah ludes terjual jauh sebelum minggu terakhir Bulan Ramadhan. Terminal bus sudah mulai dipenuhi para penumpang yang membawa kardus berisi buah tangan untuk famili di kampungnya. Kepadatan kendaraan mulai terlihat di jalur-jalur mudik utama.
Rupanya, di Bulan Ramadhan ini tak hanya umat Muslim di Indonesia saja yang mudik ke kampung halaman. Seorang pemain asal Argentina juga kembali ke tanah tempat ia dibesarkan dulu sebelum mengembara di tanah Eropa. Carlos Alberto Martinez Tevez namanya, namun ia lebih dikenal dengan nama Tevez atau Carlitos.
Carlitos adalah sensasi yang dimiliki Boca Juniors di awal abad ke-21. Ia memulai debutnya pada usia 16 tahun, tepatnya di musim 2001/02. Dari 11 penampilan di Liga Argentina, ia berhasil mencetak satu gol. Tak buruk untuk debutan yang belum genap berusia 17 tahun.
Kegemilangan Carlitos muncul di musim berikutnya. Ia semakin dipercaya Carlos Bianchi, pelatih Boca saat itu, untuk bermain lebih banyak di Liga Argentina. Dari 32 penampilannya, ia berhasil mencetak 10 gol. Carlitos juga berhasil membawa Boca Juniors juara Copa Libertadores 2002 dengan mencetak satu gol ke gawang Santos di final leg kedua. Carlitos adalah pemain juara, ia bisa membawa tim yang dibelanya meraih gelar juara.
Kegemilangan ini tak juga terlepas dari kontroversi. Ya, Carlitos adalah pemain yang masuk dalam kategori bengal. Golnya ke gawang rival abadi Boca Juniors, River Plate, dalam semi-final Copa Libertadores 2004 membawa Boca ke final, namun ia tak bermain di final akibat kartu merah konyol. Tindakan ini ia lakukan karena sepanjang pertandingan River hanya bermain layaknya ayam, hanya bisa bertahan. Akhirnya Boca kalah adu penalti di final melawan Once Caldas.
Komentar
Posting Komentar